Kerontokan rambut sebenarnya merupakan hal yang wajar dan normal dialami manusia, baik pria maupun wanita. Kenapa normal? Karena kerontokan rambut yang Anda alami tidak akan menyebabkan menipisnya rambut Anda, atau bahkan menyebabkan kebotakan. Di artikel ini kami akan membahas tentang penyebab dan cara mengatasi rambut rontok.
Pasalnya, manusia mengalami kerontokan rambut 50 hingga 100 helai setiap harinya. Namun, pada saat yang bersamaan pula, tumbuh tunas rambut baru sekitar kurang lebih 100 helai rambut untuk menggantikan rambut yang sudah rontok.
Akan tetapi, jika rambut Anda dirasa mengalami kerontokan lebih dari 100 helai rambut setiap harinya, maka bisa jadi, Anda sedang mengalami masalah rambut.
Pada saat rambut Anda rontok secara berlebihan, jangan panik. Karena panik akan menjadikan Anda stres dan ini justru akan menjadi salah satu penyebab rambut rontok.
Daftar Isi
Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya
Sebelum kita membahas apa saja penyebab rambut rontok dan bagaimana cara mengatasinya, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu pengertian rambut rontok, diagnosis dan gejalanya seperti apa.
A. Pengertian rambut rontok (alopesia/kebotakan)
Secara medis, rambut rontok dikenal dengan istilah alopesia (kebotakan), dimana rambut mengalami kerontokan berlebihan pada area atau titik-titik tertentu saja (alopesia areata), atau hilangnya rambut secara keseluruhan dan merata (alopesia totalis).
Rata-rata manusia memiliki 100.000 helai rambut di kepala, dan akan hilang atau rontok setiap harinya sekitar 100 helai. Setiap helai rambut mampu bertahan hingga 4,5 tahun. Dan mengalami perpanjangan rambut sekitar 1 cm per bulannya.
Kerontokan rambut dianggap normal jika yang rontok sekitar 100 helai setiap harinya. Namun, jika kerontokan melebihi 100 helai, maka bisa jadi Anda mengalami gejala kebotakan atau bisa jadi indikasi adanya penyakit tertentu. Sebaiknya Anda konsultasikan ke dokter agar segera ditangani secepatnya.
B. Diagnosa kebotakan/alopesia.
Rambut rontok dapat didiagnosa melalui pemeriksaan termudah, yaitu pemeriksaan kulit kepala. Dimana pemeriksaan ini berdasarkan area rambut rontok.
Dari hasil pemeriksaan ini, kerontokan bisa dikategorikan menjadi 2 hal, yaitu:
1. Rambut rontok sebagian, atau pada titik-titik tertentu saja (alopesia areata atau patchy hair loss).
2. Rambut rontok menyeluruh (alopesia totalis atau diffuse hair loss). Dimana rambut mengalami kerontokan secara menyeluruh dan merata.
Selain pemeriksaan kulit kepala, Anda bisa melakukan tes darah untuk mengetahui kadar Hb, vitamin A, vitamin B, zat besi, kelenjar tiroid, kandungan protein, hingga pengambilan jaringan kulit kepala untuk pemeriksaan laboratorium (biopsi).
C. Gejala kebotakan/alopesia.
Setiap harinya rambut akan mengalami kerontokan. Namun, jika kerontokan dalam jumlah banyak dan lebih dari 100 helai, maka kemungkinan ini adalah gejala awal Anda mengalami masalah kerontokan rambut. Meskipun demikian, gejala kerontokan rambut berbeda-beda, tergantung dari penyebab dan faktor pemicu kerontokan itu sendiri.
Seperti kerontokan akibat kemoterapi misalnya. Kerontokan ini tidak hanya terjadi pada rambut kepala saja, tapi juga kerontokan terjadi pada rambut wajah dan juga tubuh. Dan kerontokan ini bersifat banyak dan merata.
Lain halnya dengan gejala kerontokan akibat stres berat. Rambut Anda akan mengalami kerontokan secara drastis, mendadak, dan dalam jumlah yang langsung banyak.
D. Penyebab rambut rontok.
Secara garis besar, faktor utama pemicu timbulnya rambut rontok dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu: faktor genetik dan dampak reaktif.
1. Faktor Genetik
Turunan atau faktor genetik merupakan penyebab rambut rontok yang umum terjadi. Dimana gen bisa diturunkan oleh salah satu orang tua maupun keduanya. Jika gen turunan berasal dari kedua orang tua, maka kemungkinan besar kerontokan rambut yang Anda alami semakin besar dan parah.
Pada kasus wanita yang menderita androgenetic alopesia (yaitu, penipisan folikel rambut secara genetik), umumnya terjadi pada usia 50 tahun ke atas atau pada usia menopause. Tapi, terkadang ada sebagian kasus ini terjadi sejak usia dini, sekitar usia 20 tahun an.
Normalnya, rambut yang rontok akan digantikan dengan tunas rambut baru yang volume dan teksturnya sama seperti yg sudah rontok. Namun pada kasus ini berbeda. Rambut yang rontok memang digantikan dengan tunas rambut baru, namun volume rambut mengecil dan teksturnya lebih halus dan tipis. Sehingga lama kelamaan rambut akan berhenti tumbuh.
Lalu bagaimana cara mengatasi rambut rontok tersebut?
Kebotakan akibat faktor genetik atau turunan bisa diobati dengan pengobatan modern maupun obat-obatan seperti: minoxidil (rogaine), finasteride (propecia) dan transplantasi (implan/pencangkokan rambut).
a. Minoxidil.
Minoxidil (rogaine) bisa digunakan pria maupun wanita. Cara penggunaannya dengan mengoleskan langsung ke kulit kepala. Obat ini dipercaya mampu memperlambat kerontokan rambut. Namun, obat ini harus digunakan secara rutin dan terus menerus. Jika dihentikan, maka kerontokan rambut akan timbul kembali.
b. Finasteride.
Finasteride (propecia) dianggap lebih efektif dibandingkan dengan minoxidil. Pasalnya, finasteride mampu menghambat pertumbuhan hormon yang seringkali dianggap sebagai penyebab kebotakan. Selain itu, finasteride juga tidak menimbulkan efek samping bagi penggunanya, dimana finasteride ini tidak mempengaruhi kadar testosteron.
c. Transplantasi.
Transplantasi (implan/pencangkokan rambut) biasanya dilakukan dengan cara mengambil sebagian kecil rambut yang tumbuh lalu dipasangkan pada daerah yang mengalami kebotakan. Metode pengobatan ini bisa berisiko infeksi ringan dan timbulnya jaringan parut di daerah donor. Selain itu, metode pengobatan ini terbilang paling mahal dan juga harus dilakukan berulang-ulang agar hasilnya terlihat nyata.
Ingat, sebelum Anda memutuskan untuk memulai pengobatan rambut rontok dengan obat tertentu, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahli, agar Anda bisa mendapatkan metode pengobatan yang tepat yang sesuai dengan kondisi Anda.
2. Faktor dampak reaktif.
Kerontokan rambut tidak selamanya disebabkan oleh faktor genetik atau turunan dari orang tua. Namun, acapkali masalah rambut ini justru disebabkan oleh adanya pemicu (reaktif). Dampak reaktif pun bermacam-macam, antara lain: stres, ketidakseimbangan hormon, kekurangan gizi, maupun adanya penyakit tertentu.
Berikut beberapa hal yang menjadi pemicu terjadinya kerontokan rambut:
1. Stres
Tidak disangka, stres merupakan penyebab yang paling mudah terjadi di hampir semua orang, tidak pandang bulu, apakah pria maupun wanita, tua maupun muda.
Penyebab stres pun bisa beragam. Stres karena kerjaan, kecelakaan fisik, urusan rumah, ekonomi, dan khusus wanita adalah setelah melahirkan.
Setelah melahirkan, seorang wanita secara psikologis butuh penyesuaian keadaan. Ditambah lagi harus kelelahan mengurus si kecil. Hal ini seringkali menjadi penyebab utama seorang wanita mengalami stres, meskipun dengan tingkat stres yang berbeda-beda setiap wanita.
Jadi tidak benar, jika seseorang berfikir, hamil dan melahirkan adalah penyebab rambut rontok. Akan tetapi penyebab sebenarnya adalah stres yang timbul karena kondisi psikis belum bisa menyesuaikan dengan kondisi setelah melahirkan.
Meskipun begitu, kerontokan rambut akibat stres bersifat sementara, tergantung dari kondisi dan tingkat stresnya. Tapi bagi seseorang yang mengalami stres parah, kerontokan rambut bisa drastis, mendadak dan dalam jumlah banyak.
Cara mengatasinya:
Hindari hal-hal yang bisa membuat Anda stres. Cobalah lebih rileks lagi dalam menghadapi kondisi maupun permasalahan Anda. Dan usahakan cukup istirahat, tidur kurang lebih selama 7 jam. Perbanyak minum air putih dan konsumsi makanan kaya akan kandungan protein.
2. Usia
Rambut akan semakin menipis seiring berjalannya waktu. Pada saat Anda menginjak usia menopause, maka banyak sekali perubahan yang terjadi di tubuh Anda. Jadi tidak heran jika folikel rambut pun mulai mengecil, rapuh dan mudah rontok.
3. Anemia atau kekurangan zat besi.
Kasus ini seringkali terjadi pada wanita, terutama pada usia produktif, sekitar usia 20 hingga 49 tahun. 1 dari 10 wanita usia produktif pasti pernah mengalami anemia atau kekurangan zat besi. Kenapa demikian? Karena setiap bulannya, wanita usia produktif mengalami menstruasi.
Pada saat menstruasi, wanita mengalami pendarahan yang biasanya membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa. Terlebih jika pendarahan yang dialami terlalu banyak dan dalam waktu yang cukup lama.
Wanita pada usia produktif membutuhkan asupan zat besi hingga 18 miligram setiap harinya. Tapi pada saat usia menopause, cukup dengan asupan 8 miligram zat besi saja. Jika asupan zat besi nya kurang, maka bisa dipastikan wanita tersebut akan mengalami anemia.
Gejala anemia yang sering dialami antara lain: pusing, mata kunang-kunang, badan lemas, mudah kelelahan, jantung berdebar atau denyut nadi meningkat, dan pucat, bahkan ada yang hingga menyebabkan pingsan.
Lalu apa hubungan antara anemia dengan rambut rontok?
Zat besi yang terkandung di darah merah berfungsi untuk mengangkut dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh melalui aliran darah, termasuk ke folikel rambut di kepala. Jika folikel rambut tidak mendapatkan oksigen yang cukup, maka kesehatan dan pertumbuhan rambut akan terganggu, sehingga rambut mudah rapuh dan rontok.
Solusinya bagaimana?
Perbanyak konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti: daging, unggas, kacang mete, buah-buahan kering, sereal, bayam, dan sayuran hijau lainnya. Dan juga harus dibarengi dengan makanan kaya akan vitamin C. Kenapa harus vitamin C? Karena kandungan vitamin C yang Anda konsumsi berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi yang ada. Jika vitamin C kurang, maka penyerapan zat besi di tubuh pun kurang maksimal.
Selain mengkonsumsi makanan kaya kandungan zat besi, Anda bisa mengkonsumsi suplemen penambah darah. Pilihlah suplemen yang mengandung silika, biotin, dan L-cysteine. Tapi ingat, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memilih suplemen penambah darah (supleman zat besi) tertentu.
4. Kekurangan protein
Protein yang diserap tubuh erat hubungannya dengan kesehatan rambut. Karena rambut terbuat dari protein yang dikenal dengan istilah keratin. Jadi antara makanan yang Anda konsumsi dan kesehatan rambut saling berhubungan.
Berdasarkan AKG Kemenkes RI, standar asupan protein cukup untuk wanita sekitar 56-59 gram per harinya. Sedangkan untuk pria sekitar 62-66 gram. Jika asupan protein tidak tercukupi, maka pertumbuhan rambut akan terganggu dan struktur rambut menjadi lemah.
Kerontokan rambut yang disebabkan oleh kekurangan protein akan terlihat setelah 2-3 bulan sejak asupan protein mulai berkurang.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Jaga pola makan sehari-hari dengan konsumsi protein yang sesuai standar cukup. Makanan kaya akan protein bisa Anda dapatkan dari telur, ikan, daging, kacang-kacangan, tahu, tempe dan juga sayur dan buah yang mengandung protein tinggi, seperti: alpukat, jambu biji, pisang, nangka, kurma, kentang, brokoli, jagung manis, asparagus, dan jamur.
5. Kelebihan vitamin A.
Selain untuk kesehatan mata, vitamin A juga berperan untuk membantu perkembangan organ tubuh. Karena fungsinya yang sangat penting untuk kesehatan tubuh, bukan bearti Anda harus mengkonsumsi suplemen tambahan yang mengandung vitamin A. Karena vitamin A bisa Anda dapatkan dari asupan makanan seimbang setiap harinya.
Bagi orang dewasa, 5 porsi sayur dan buah yang dikonsumsi setiap harinya sudah mencukupi hingga 65% dari kebutuhan vitamin A. Kebutuhan vitamin A yang cukup antara pria dan wanita berbeda.
Kebutuhan vitamin A untuk pria dewasa setiap harinya sekitar 900 mikrogram, sedangkan untuk wanita dewasa membutuhkan vitamin A sekitar 700 mikrogram. Namun, bagi wanita hamil dan menyusui pastinya kebutuhan akan vitamin A lebih banyak lagi.
Wanita hamil di usia 19 tahun ke atas membutuhkan vitamin A sekitar 770 mikrogram. Sementara untuk ibu menyusui paling tidak asupan vitamin A setiap harinya sekitar 1.300 mikrogram.
Nah, sudah tahu kan kadar dan porsi vitamin A yang harus Anda konsumsi tiap harinya? Dan vitamin A bisa Anda dapatkan dari menu makanan seimbang. Jadi tidak perlu mengkonsumsi suplemen penambah vitamin A ya, karena jika asupan vitamin A berlebihan, justru malah akan berdampak pada rambut rontok.
Jika memang suplemen atau vitamin dibutuhkan, ada baiknya Anda berkonsultasi ke dokter spesialis gizi. Karena setiap suplemen memiliki dosis yang berbeda. Dan pilihlah suplemen vitamin A dalam bentuk beta karoten atau campuran karoten sekitar 20% per hari.
6. Kekurangan vitamin B12.
Kerontokan rambut akibat kekurangan vitamin B12 memang jarang terjadi. Tapi tidak menutup kemungkinan hal ini terjadi pada Anda, jika asupan vitamin B12 di menu makanan tiap hari Anda tidak tercukupi.
Vitamin B12 bisa Anda dapatkan dari daging, ikan, alpukat, kacang-kacangan, labu, jagung, ubi, dan kentang.
7. Gangguan kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid berfungsi membantu metabolisme kerja organ tubuh, yang mengontrol protein maupun lainnya. Gangguan kelenjar tiroid bearti fungsi kelenjar tiroid tidak bekerja dengan maksimal. Sehingga terjadilah hipotiroid dan hipertiroid.
Hipotiroid merupakan sebuah kondisi dimana hormon yang seharusnya cukup untuk membantu metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh menjadi sedikit atau berkurang akibat kerja kelenjar tiroid yang kurang maksimal.
Hipotiroid biasanya bisa diawali dengan kenaikan badan secara drastis tanpa ada sebab, kelelahan, sulit konsentrasi, depresi dan rambut, kulit, dan kuku menjadi kering dan rapuh.
Sedangkan hipertiroid adalah kebalikannya, dimana hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid justru berlebih. Gejala hipertiroid biasanya ditandai dengan jantung berdebar, mudah marah, gugup, diare, lemah otot, ekspresi mata yang selalu terlihat seperti orang kaget, dan kulit terasa lembab.
Gangguan kelenjar tiroid umumnya terjadi pada wanita usia 50 tahun an. Ketidakseimbangan hormon tiroid ini, baik hipotiroid mapun hipertiroid keduanya dapat merusak folikel rambut, sehingga menyebabkan rambut rontok. Parahnya lagi, hipotiroid yang dibiarkan saja tanpa ada pengobatan dan penanganan medis, lama-kelamaan akan mengakibatkan anemia atau kekurangan sel darah merah, sehingga tunas rambut baru pun akan sulit tumbuh.
8. Polycystic ovary syndrome (PCOS).
Apa itu PCOS? PCOS adalah kondisi seorang wanita dimana terjadi ketidakseimbangan antara hormon seks wanita dan pria. Sehingga produksi hormon androgen lebih banyak dari jumlah yang seharusnya.
Kelebihan hormon androgen ini dapat menyebabkan siklus menstruasi berubah atau tidak teratur, ketidaksuburan, kenaikan berat badan, rentan terkena diabetes hingga menimbulkan kista di rahim.
PCOS merupakan salah satu penyebab rambut rontok. Selain itu, PCOS pada wanita juga menyebabkan tumbuhnya rambut pada daerah tertentu yang semestinya tidak ada, seperti: kumis dan jenggot.
9. Penyakit Autoimun.
Penyakin autoimun biasanya menyebabkan kerontokan sebagian atau pada titik-titik di area tertentu, yang terkenal dengan istilah alopesia areata.
Alopesia areata terjadi pada pria maupun wanita. Pada kasus kerontokan atau kebotakan ini, sistem kekebalan tubuh menganggap folikel rambut sebagai partikel asing yang berbahaya, sehingga sistem kekebalan tubuh bukan melindungi folikel rambut, tapi justru malah menyerangnya.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti dari alopesia areata ini. Tetapi, para ilmuwan menganggap masalah kebotakan ini erat hubungannya dengan stres. Karena stres menjadi salah satu faktor pemicunya.
Salah satu penyakit autoimun parah adalah lupus, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat. Dan lupus lebih banyak menyerang wanita hamil.
Hampir semua pengidap lupus akan mengalami kerontokan rambut parah, yang terkadang diiringi dengan kepitakan, atau dikenal dengan pitak (kebotakan kecil di kulit kepala) hingga iritasi dan kulit kepala memerah.
10. Pemakaian hair dryer yang berlebihan.
Memang tidak ada larangan untuk mengeringkan rambut dengan menggunakan hair dryer. Namun, pemakaian hair dryer atau alat pengering rambut yang berlebihan justru akan membuat rambut Anda rusak. Hal ini dikarenakan efek panas yang dihasilkan oleh hair dryer.
Maka dari itu, Anda harus tahu terlebih dahulu bagaimana cara menggunakan hair dryer yang baik dan benar, efek samping menggunakan hair dryer, dan lain sebagainya sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan hair dryer.
Penting dibaca: Teknis Keramas dan Cara Menggunakan Hair Dryer yang Baik dan Benar.
Tidak hanya pemakaian hair dryer yang berlebihan saja yang bisa berdampak negatif untuk kesehatan dan keindahan rambut Anda. Namun, pemakaian alat penata rambut seperti catok maupun alat styling rambut lainnya juga berisiko dapat merusak rambut Anda jika dilakukan dengan intensitas yang sering dan berlebihan.
11. Kebiasaan memperlakukan rambut yang salah.
Tanpa Anda sadari, kebiasaan atau aktivitas Anda dalam memperlakukan rambut terkadang salah. Hal ini memang seringkali dianggap sepele, namun, efek yang akan Anda dapatkan bisa saja menjadi bencana untuk kesehatan dan keindahan rambut Anda.
Pasalnya, kebiasaan buruk ini menjadi salah satu penyebab terjadinya rambut rontok. Memang, kerusakan rambut ini tidak bersifat permanen, namun jika diabaikan, maka tidak menutup kemungkinan kerusakan rambut yang akan Anda alami menjadi fatal dan susah untuk kembali ke keadaan yang semula.
Nah, inilah beberapa kebiasaan buruk yang bisa merusak rambut Anda yang perlu diperhatikan: Keramas tiap hari, menyisir rambut dalam kondisi basah, mengikat rambut, cara pemakaian kondisioner yang salah, sering mewarnai rambut. (Silahkan baca keterangan lengkapnya pada artikel: 5 Kebiasaan Sepele ini Bisa Membuat Rambut Anda Rusak).
12. Dermatitis seboroik.
Apa itu dermatitis seboroik? Dermatitis seboroik adalah kondisi kulit bersisik, gatal, kemerahan dan berketombe di area kulit yang berminyak. Istilah lain untuk dermatitis seboroik adalah psoriais seboroik atau eksim seboroik.
Istilah mudahnya untuk dermatitis seboroik adalah ketombe, namun dalam kondisi yang lebih parah. Penyakit kulit kepala ini memang tidak menular, tapi bukan berarti dibiarkan begitu saja, karena bisa mempengaruhi rasa percaya diri bagi penderitanya.
Dermatitis seboroik tidak hanya terjadi pada kulit kepala saja, tapi juga bisa menyerang area tubuh lain yang berminyak, seperti: wajah, dada bagian atas, lipatan paha, punggung, dan ketiak. Dermatitis seboroik yang terjadi pada bayi dikenal dengan istilah cradle cap.
13. Trichotillomania.
Trichotillomania adalah gangguan mental (gangguan kontrol impuls) dimana terdapat dorongan tidak tertahankan untuk selalu menarik-narik rambut.
Gangguan trichotillomania merupakan salah satu penyebab rambut rontok. Pasalnya, orang yang menderita gangguan ini tanpa disadari selalu mencabut rambutnya sendiri. Tidak hanya mencabut rambut di kepala saja, akan tetapi juga mencabut bulu mata, alis maupun rambut lainnya.
Gangguan impuls ini bisa terjadi pada pria maupun wanita. Sebelum terjadi kebotakan akibat gangguan trichotillomania ini sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Karena gangguan mental ini bukanlah kelainan yang bisa dihentikan dengan mudah, akan tetapi butuh perawatan dan terapi ahli medis.
Cara mengurangi kerontokan rambut
Kerontokan rambut memang tidak dapat dicegah, namun Anda bisa mengurangi kerontokan rambut dengan cara sebagai berikut:
1. Jangan panik.
Ingat, yang pertama Anda lakukan pada saat mengalami kerontokan rambut adalah bersikap tenang dan jangan panik. Karena jika Anda panik maka Anda rentan mengalami stres. Dan stres adalah penyebab rambut rontok yang paling umum terjadi.
Aturlah napas Anda dan bersikaplah tenang dan rileks. Lalu coba untuk menganalisa apakah penyebab kerontokan rambut yang Anda alami. Jika kerontokan semakin parah dan mengganggu aktivitas Anda, segera konsultasikan ke dokter supaya mendapatkan penanganan medis secepatnya.
2. Jaga pola makan seimbang.
Kesehatan rambut Anda erat hubungannya dengan asupan gizi yang Anda konsumsi. Jika asupan nutrisi yang dibutuhkan rambut tidak tercukupi, maka tidak menutup kemungkinan Anda akan mengalami kerontokan rambut. Maka dari itu, pola makan seimbang harus dijaga.
3. Konsumsi suplemen (jika diperlukan).
Suplemen tambahan diperlukan jika asupan nutrisi yang Anda konsumsi tidak tercukupi. Hal ini sering terjadi pada pelaku diet. Para pelaku diet vegan misalnya, nutrisi yang tidak tercukupi dari jenis makanan hewani, bisa Anda cukupi dengan konsumsi suplemen tambahan.
Namun, bagi Anda yang menjaga pola makan seimbang, maupun diet yang sehat, sebaiknya tidak perlu mengkonsumsi suplemen atau vitamin tambahan. Karena jika asupan melebihi dari kadar yang seharusnya, justru malah membuat rambut Anda semakin rontok.
4. Pilihlah shampo yang tepat.
Apakah selama ini Anda sudah memakai produk shampo yang tepat? Jika belum, maka segeralah beralih ke produk shampo yang tepat dan cocok. Karena pemakaian shampo yang kurang tepat bisa menyebabkan rambut Anda semakin rontok.
Cobalah produk shampo yang mengandung nutrisi untuk memperkuat rambut Anda, misalnya Pantene khusus perawatan rambut rontok maupun merk shampo lainnya. Dimana shampo tersebut jika dipakai secara rutin dan benar, mampu mengurangi kerontokan hingga 95%. Karena produk shampo tersebut mengandung Keratin Damage Blockers yang mampu memperkuat rambut dari akar hingga ujung rambut, sehingga rambut tidak mudah rapuh dan patah.
5. Kurangi styling rambut.
Tidak ada yang salah dengan styling rambut, karena hampir semua orang menyukai keindahan, terutama kaum wanita. Namun, penggunaan alat kecantikan rambut, atau styling rambut sebaiknya dikurangi. Karena berakibat buruk pada kesehatan rambut.
Nah, setelah Anda mengetahui penyebab rambut rontok, sebaiknya segera ditangani ya sebelum terlambat. Dan yang paling penting adalah jangan panik, karena kepanikan bisa memicu terjadinya stres. Dan itu tidak baik bagi kesehatan rambut Anda. Semoga artikel kecantikan rambut ini bermanfaat.