Merajut merupakan salah satu kerajinan tangan yang mudah, bahkan untuk pemula sekalipun, dengan catatan Anda tahu kuncinya. Pada artikel merajut kali ini, kami akan berbagi 6 tips mudah cara belajar merajut untuk pemula. 6 tips ini merupakan kunci dari kegiatan merajut itu sendiri. Jika Anda menguasai 6 point belajar merajut ini, dijamin Anda akan mahir merajut.
Daftar Isi
Berikut 6 Tips Mudah Cara Belajar Merajut untuk Pemula:
1. Tekat bulat, ulet dan pantang menyerah.
Hal ini erat hubungannya dengan minat maupun keinginan Anda pada rajutan. Pada saat Anda sudah jatuh hati pada rajutan, maka apapun rintangan akan Anda hadapi.
Tapi perlu diingat, minat atau keinginan tidaklah cukup, Anda juga harus memiliki tekad bulat, gigih/ulet dan pantang menyerah. Tidak hanya pada merajut saja, poin/kunci ini perlu Anda miliki di setiap pekerjaan Anda.
2. Mulailah belajar tusuk dasar merajut dengan optimis.
A. Kenali jenis benang dan jarum rajut (hakpen).
Anda tidak perlu membeli semua jenis benang maupun jarum rajut sekaligus. Untuk belajar merajut, cukup 1 jenis benang dan 1 ukuran hakpen saja. Bahkan, dengan 1 ukuran hakpen yang Anda beli pun, nanti Anda sudah bisa membuat berbagai macam kreasi rajutan.
Sebelum Anda memutuskan untuk membeli alat rajut, tidak ada salahnya untuk mencari beberapa referensi terkait jenis-jenis benang rajut maupun ukuran hakpen (jarum rajut) nya.
a. Pilihlah jenis benang rajut polos yang lembut, tidak kaku dan tidak bercabang.
Hal ini bertujuan agar Anda lebih mudah saat belajar merajut, benang rajut tidak keras saat dililit dan juga tidak melukai tangan Anda. Karena tidak sedikit pemula yang baru belajar merajut merasa tidak nyaman saat merajut, hingga jari-jari nya sakit akibat lilitan benang yang keras. Begitu juga dengan jarum rajut. Pada saat benangnya keras, maka tidak menutup kemungkinan jari-jari Anda pun akan menggelembung atau melepuh karena tekanan dari hakpen.
Anda bisa memilih benang rajut biasa yang berbahan katun. Benang katun ya, bukan katun orchid. Karena katun orchid biasanya bercabang. Meskipun lembut di tangan, tapi nantinya akan menyulitkan Anda saat belajar. Apalagi jika benang dipakai untuk belajar rajut secara berulang-ulang, maka dipastikan benang akan kusut dan menjadi semakin bercabang. Alhasil, Anda akan kesulitan saat mengaitkan dan menarik benang.
Selain benang rajut yang berbahan katun biasa, Anda bisa memilih benang rajut yang berbahan akrilik lembut (soft acrylic). Benang ini biasanya lebih mudah diatur saat Anda mulai belajar merajut.
Tidak hanya pemilihan jenis benang saja, tapi warna benang pun perlu diperhatikan. Benang rajut polos cukup membantu proses belajar merajut Anda. Dengan warna benang polos, Anda bisa melihat bagaimana tusukan dibuat (bentuk dasar dari tusukan). Jika Anda memilih benang gradasi (bukan polos), maka hasil tusukan (stitch) Anda tidak terlalu kelihatan. Pada saat terjadi kesalahan, maka sulit bagi Anda untuk membedakannya.
b. Sesuaikan ukuran hakpen dengan ukuran jenis benang.
Selain pemilihan benang rajut yang tepat, Anda juga harus tahu ukuran hakpen yang pas atau sesuai dengan ukuran jenis benang yang Anda pilih.
Pada tiap gulungan benang rajut yang dijual biasanya disertai dengan ukuran hakpen yang sesuai. Jadi pada saat Anda membeli benang rajut, lihat ukuran hakpen yang terletak pada kertas gulungan benang, agar tidak salah saat membeli hakpen.
Karena jika ukuran hakpen (jarum rajut) kebesaran maupun kekecilan dari ukuran benang, maka hasil rajutan Anda tidak akan maksimal.
Pada saat ukuran hakpen kebesaran, maka hasil rajutan Anda akan berlubang (menimbulkan jarak antara 1 stitch dengan stitch lainnya), sehingga rajutan Anda terlihat renggang dan kurang rapi.
Begitu juga pada saat ukuran jarum rajut Anda kekecilan, maka rajutan Anda akan menyusut, atau mengecil dari ukuran yang seharusnya. Hal ini dikarenakan tekanan saat Anda merajut, sehingga antar stitch terlalu rapat.
Bukan hanya itu saja, pada saat rajutan terlalu rapat, Anda akan kesulitan saat belajar merajut. Kesulitan saat mengkaitkan benang di setiap lubang stitch (tusukan).
c. Pilih cara memegang jarum rajut (hakpen) yang sesuai dengan Anda.
Cara memegang jarum rajut ada 2, yaitu: memegang seperti pensil dan memegang seperti pisau. Kedua cara tersebut bisa Anda pelajari di Panduan Lengkap Merajut bagi Pemula.
Tiap orang memiliki kecenderungan yang berbeda. Cara merajut dengan memegang jarum rajut seperti pisau akan lebih nyaman bagi seseorang, tapi belum tentu nyaman bagi orang lain, begitu juga sebaliknya.
Jadi sebelum Anda memutuskan pilih cara yang mana, tidak ada salahnya Anda mencoba kedua cara tersebut terlebih dahulu. Anda bisa latihan membuat tusuk rantai beberapa menit dengan 1 cara memegang hakpen, lalu ganti dengan cara kedua. Lambat laun Anda akan bisa membedakan keduanya, dan Anda cenderung nyaman dengan memakai cara yang mana.
B. Pelajari tusuk dasar merajut.
Untuk pemula, Anda tidak perlu membaca pola rajut terlebih dahulu, karena nanti pasti akan kebingungan (dijamin Anda tidak akan bisa memahaminya). Jika dipaksakan, hal ini bisa merubah mood Anda untuk belajar merajut.
Yang perlu Anda pelajari adalah macam-macam tusuk dasar merajut, seperti: membuat simpul awal, tusuk rantai, tusuk tunggal, tusuk setengah ganda, dan tusuk ganda, dan seterusnya.
Untuk tusuk turunan atau variasi dari tusuk dasar, seperti tusuk tunggal pengurangan, penambahan, 3 tusuk dikluster, dan sebagainya bisa Anda pelajari nanti. Yang penting Anda menguasai tusuk dasar rajut terlebih dahulu.
Cara paling mudah untuk belajar tusuk rajut adalah pelajari 1 jenis tusuk dasar rajut terlebih dahulu, baru Anda lanjut belajar tusuk dasar lainnya.
Misalnya Anda membuat tusuk rantai. Buatlah tusuk rantai sebanyak mungkin hingga Anda hafal cara merajutnya. Setelah Anda hafal caranya, barulah Anda melatih tangan untuk mendapatkan ketukan yang pas (tusuk rantai tidak kelonggaran maupun kesempitan) agar hasil rajutan rapi.
Begitu juga dengan tangan kiri alias jari yang untuk lilitan benang rajut (bagi yang tidak kidal). Semakin lama berlatih, maka jari Anda pun semakin lihai dalam mengulur benang lilitan, tidak kendur maupun tidak terlalu kencang.
Setelah tusuk rantai Anda kuasai, barulah belajar ke tusuk dasar rajut berikutnya, yaitu tusuk tunggal. Memang tidak semua rajutan menggunakan tusuk tunggal sebagai pondasi rajutan awal, namun, tusuk dasar lainnya biasanya lebih sulit dibandingkan dengan tusuk tunggal.
Pada saat belajar tusuk tunggal, cara yang Anda pakai pun sama ketika berlatih membuat tusuk rantai. Butuh beberapa menit dan diulang berkali-kali agar hasilnya sama dan rapi.
Setelah tusuk tunggal Anda kuasai, lanjut belajar tusuk lainnya. Caranya pun sama, pelajari 1 tusuk dasar terlebih dahulu hingga hafal dan mahir, baru ganti ke tusuk dasar rajut yang lain.
Pada saat Anda memulai belajar tusuk dasar rajut baru, tidak ada salahnya Anda mengulang tusuk dasar yang sudah Anda pelajari sebelumnya. Jadi apa yang sudah Anda pelajari, tidak cepat hilang begitu saja.
Kenapa harus sampai hafal dan diulang-ulang? Kenapa tidak cukup pada saat pemula dikatakan bisa merajut saja?
Hal ini bertujuan agar tangan dan otak sudah terlatih saat Anda merajut, apalagi pada saat Anda membaca pola rajut, dimana sebuah rajutan seringkali gonta-ganti tusuk dan menggabungkan 3 jenis tusuk dasar atau lebih.
Berdasarkan pengalaman saat mengajari seseorang belajar merajut, hasil antara yang benar-benar sudah menguasai satu tusuk dasar terlebih dahulu baru ganti belajar tusuk rajut lainnya, dan orang yang ‘hanya bisa’ lalu belajar ini dan itu, hasilnya sangat jauh berbeda.
Orang yang sabar saat berlatih (kelompok pertama) cenderung hasilnya lebih halus, karena antara otak, jari dan tangan sudah singkron. Selain itu, cara merajut berbagai macam tusuk dasar sudah hafal di luar kepala. Jadi pada saat ganti tusuk dasar lainnya, maka otak dan tangan sudah langsung bergerak (tanpa loading lama).
Sedangkan kelompok kedua (hanya disebut bisa merajut), pada saat ganti belajar tusuk berikutnya, seringkali sudah lupa cara merajut tusuk dasar pertama atau sebelumnya, begitu seterusnya. Sehingga terkadang malah menggabungkan 2 cara merajut sekaligus menjadi 1 stitch (tusukan).
Hal ini tidaklah benar, karena sebuah karya rajut identik dengan selalu mengulang satu tusukan dasar pada beberapa sticth minimal satu baris. Jika cara yang Anda gunakan tidak benar, maka pada tusuk berikutnya kemungkinan Anda pun lupa bagaimana cara merajut tusukan pertama tadi. Karena Anda hanya melakukakn secara kebetulan, bukan berdasarkan teori yang sudah ada.
Tahukah Anda, merajut merupakan salah satu metode pengingat untuk mengurangi pikun dini, memperlambat kemunduran kognitif dan perangsang motorik yang baik. Tidak percaya? Silahkan baca artikel rajutan kami 8 Manfaat Merajut yang Bikin Anda Mlongo, lalu buktikan sendiri!
Maka tidak heran, nenek-nenek usia lanjut yang menyukai kerajinan tangan (salah satunya merajut) dan sering mempraktekkannya, daya ingatnya jauh lebih kuat dibandingkan dengan nenek lain seusianya yang tidak memiliki hobi kerajinan tangan apapun. Hal ini sudah terbukti, dan kami sudah menjumpai beberapa nenek yang hobi merajut maupun kerajinan tangan lainnya.
C. Lakukan tes contoh (test swatch).
Sebelum Anda mulai membuat sebuah karya rajut, sebaiknya Anda melakukan tes contoh, dimana Anda merajut 1 tusuk dasar beberapa baris terlebih dahulu lalu lanjut dengan tusuk dasar rajut lainnya, tanpa membentuk sebuah bentuk rajutan.
Semisal Anda berlatih membuat 10 tusuk rantai, lalu di baris pertama hingga ke-4 membuat tusuk tunggal. Baris ke-5 hingga 7 membuat setengah tusuk ganda, 4 baris berikutnya tusuk ganda dan seterusnya, tanpa membuat sebuah karya rajut.
Dengan cara di atas, Anda bisa melihat apakah sudah rapi. Jika sudah rapi, artinya jari-jari tangan Anda sudah mulai lentur, sudah bisa mengatur lilitan benang dengan tempo yang sama. Tapi jika belum rapi, artinya Anda perlu latihan lagi.
Setelah terbukti rajutan Anda sudah rapi, barulah mulai mencoba untuk membuat karya rajut yang mudah dan simple, seperti konektor masker rajut dan tatakan gelas, baik tatakan gelas rajut bentuk persegi, persegi panjang, maupun bundar.
Anda bisa mencoba membuat konektor masker hijab rajut dengan 1 warna polos maupun menggabungkan 2 warna polos atau lebih, atau menggunakan benang rajut gradasi.
Begitu juga dengan tatakan gelas rajut. Anda bisa merajut tatakan gelas dengan 1 atau 2 jenis tusukan, atau menggabungkan beberapa jenis tusuk dasar rajut sekaligus. Anda bisa membuat 3 atau 5 buah tatakan rajut dengan tusuk dasar rajut yang berbeda-beda.
Selain konektor masker rajut dan tatakan gelas rajut, Anda bisa mencoba membuat rajutan simple lainnya, seperti tas handphone maupun tas rajut ukuran kecil mirip dompet rajut.
Kenapa harus dimulai dengan hal yang mudah, kecil dan simple terlebih dahulu? Kenapa tidak langsung mencoba membuat sepatu bayi rajut atau sweater rajut?
Perlu diingat bahwa Anda masih dalam proses belajar merajut ya. Jika Anda langsung mencoba untuk membuat rajutan yang besar atau bahkan susah pola rajut nya, maka dijamin rajutan Anda akan lama selesai. Hal ini sangat mungkin bisa mempengaruhi mood Anda dalam belajar merajut.
Tidak sedikit orang yang putus asa terlebih dahulu sebelum benar-benar menyelesaikan rajutannya.
Kenapa? Karena tidak semua orang yang belajar merajut akhirnya bisa menghasilkan sebuah karya rajutan. Ada beberapa orang yang bosan dan tidak mau mencoba merajut lagi ketika merasa bahwa merajut merupakan pekerjaan yang sulit dan melelahkan, bahkan membosankan.
Tapi jika Anda membuat rajutan yang mudah, seperti konektor masker rajut misalnya. Setelah selesai merajut, ada kepuasan tersendiri, dan ini bisa membuat Anda lebih semangat untuk mempelajari pola rajut yang lebih sulit maupun bentuk rajutan yang lebih besar.
3. Tentukan hasil dan konsisten.
Rasa ingin mencoba ini dan itu pastilah ada pada diri setiap orang. Terutama jika bidang atau pekerjaan tersebut sudah pernah dipelajari, bahkan dikuasi.
Hal ini memang terlihat bagus, karena dengan rasa keingintahuan yang tinggi biasanya mampu mendorong seseorang untuk menjadi pribadi yang kreatif dan produktif.
Tapi ingat, hal tersebut tidaklah bagus dalam hal merajut. Kenapa? Karena dalam setiap karya rajut, selalu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan bisa dilakukan berhari-hari atau bisa berminggu-minggu hanya untuk menyelesaikan satu rajutan saja.
Bahkan, pengalaman kami dulu sama teman-teman saat belajar merajut pertama kali, saking semangatnya, jadi waktu kami digunakan hanya untuk memegang benang rajut sepanjang hari. Dikurangi waktu untuk makan sebentar, ibadah dan istirahat malam. Selain 3 hal tersebut hanya ada benang dan jarum rajut di tangan.
Ditambah lagi keinginan untuk membuat ini dan itu yang sudah terbayangkan di kepala. Hal ini memang bisa membuat Anda semakin bersemangat. Tapi ingat, dalam merajut, Anda harus bisa menentukan hasil atau bisa ambil keputusan akan merajut apa dan ukuran berapa (besar-kecil maupun panjang-pendeknya).
Jika tidak, maka keinginan untuk memiliki rajutan ini dan itu hanya sebatas khalayan semata. Kok bisa? Iya, karena kita sibuk untuk membuat beberapa karya rajut yang sesuai keinginan secara bersamaan, tanpa menyelesaikan nya satu per satu. Alhasil, tidak akan ada 1 pun karya rajut yang berbentuk sebuah rajutan, semua masih pola, atau hanya rajutan beberapa baris saja.
Seharusnya, Anda bisa menentukan rajutan apa yang akan Anda buat, dan konsisten dengan 1 rajutan tersebut hingga selesai. Baru lah setelah itu Anda bisa mencoba untuk merajut model lainnya.
4. Siapkan bahan.
Setelah Anda bisa menentukan rajutan apa yang akan Anda buat, sudah pasti langkah selanjutnya adalah mempersiapkan semua bahan rajutan.
Bahan inti dalam merajut adalah benang rajut dan hakpen (jarum rajut). Pilihlah benang dengan warna yang Anda sukai, agar proses merajut ini semakin menyenangkan.
Pada saat membeli benang rajut, pastikan Anda selalu mengecek terlebih dahulu kertas gulungan benang, agar tidak keliru saat membeli ukuran jarum rajut yang seharusnya.
5. Meniru.
Untuk pemula, tidak ada salahnya Anda meniru cara merajut milik orang lain yang sudah dipublikasikan, yaitu meniru pola rajutnya, baik pola rajut tulis maupun melihat langsung video yang ada di Youtube.
Selain pola rajut, juga bisa meniru jenis benang, warna, dan ukuran rajutan. Bentuk nya bagaimana, panjang, lebar, tinggi nya seberapa, dan jenis tusuk dasar yang dipakai apa saja, serta langkah-langkah dalam merajut.
Contoh: Anda akan membuat tas rajut simple dengan tusuk rantai 10 stitch. Pada baris pertama hingga ke tiga menggunakan tusuk tunggal. Lalu baris ke empat memakai tusuk ganda dan seterusnya.
Hal ini selain memudahkan Anda dalam proses belajar merajut lanjutan, juga mempersingkat waktu Anda untuk menentukan karya rajut apa yang akan Anda buat. Disamping itu, setelah selesai merajut, Anda bisa membandingkan dengan hasil rajutan yang Anda tiru, apakah pola rajut maupun tusuk dasar yang Anda buat sudah benar atau belum.
6. Jadikan merajut sebagai kegiatan yang menyenangkan, penghilang stres, bahkan hobi.
Hal ini memang terlihat sepele, namun, efeknya sangat luar biasa. Suatu pekerjaan apa saja yang Anda sukai, bahkan Anda jadikan sebagai hobi, mau sesulit apapun pasti akan Anda selesaikan, begitu juga dengan merajut.
Pada awalnya, merajut memang melelahkan, bahkan bagi sebagian orang bisa jadi hal yang membosankan. Tapi hal ini tidak akan terjadi jika Anda menyukai rajutan. Justru, merajut bisa jadi salah satu kegiatan alternatif selama di rumah saat pandemi covid-19 ini. Bisa mengisi waktu luang Anda, dan bisa menghilangkan stres serta kejenuhan selama di rumah saja.
Tidak hanya itu, jika Anda tekuni, merajut bisa jadi ide bisnis rumahan masa pandemi covid-19, dan usaha sampingan yang menjanjikan setelah pandemi. Pastinya dengan modal kecil dan cocok untuk pemula.